Khamis, 4 Ogos 2011

Surat untuk calon Suamiku


Assalamualikum Warahmatullahi Wabarakatuh…

Apa khabar imanmu hari ini?
Sudahkah harimu ini diawali dengan syukur
Kerana dapat menatap kembali fananya hidup ini.
Sudahkan wudhu menyegarkan kembali ingatanmu
Atas amanah yang saat ini tengah kau gengam?

Wahai calon suamiku,
Tahukah engkau betapa Allah sangat mencintaiku  dengan dahsyatnya?
Di sini aku ditempa untuk menjadi dewasa,
Agar aku lebih bijak meyingkapi sebuah kehidupan dan siap mendampingimu kelak.
Meskipun kadang keluh dan putus asa menyergapi, namun kini kurasakan diri ini lebih baik.

Kadang aku tertanya-tanya, kenapa Allah selalu mengujiku tepat dihatiku?
Bahagian terapuh diriku,
Namun kini aku tahu jawabannya.

Allah tahu dimana tempat yang paling tepat
Agar aku senantiasa kembali mengingatiNya
Kembali menyintaiNya.
Ujian demi ujian Insya Allah membuatku menjadi lebih teguh,
Sehingga saat kelak kita bertemu,
Kau bangga telah memiliki aku dihatimu.

Calon suamiku,
Entah,
Dimana dirimu sekarang.
Tapi aku yakin Allah pun mencintaimu sebagaimana Dia mencintaiku.
Aku yakin Dia kini sedang melatihmu
Menjadi  mujahid yang tangguh,
Hingga akupun bangga memilikimu kelak.
Apa yang kuharapkan darimu adalah kesalihan.
Semoga sama halnya dengan dirimu.
Karena apabila kecantikan yang kau harapkan dariku,
Hanya kesia-siaan yang akan kau dapati.

Aku masih haus akan ilmu.
Namun berbekal ilmu yang ada saat ini,
Aku berharap dapat menjadi isteri yang mendapat keridhaan Allah dan dirimu,
Calon suamiku.

Wahai calon suamiku,
Saat aku masih menjadi  asuhan ayah dan bundaku,
Tak lain doaku agar menjadi anak yang solehah,
agar kelak dapat tabungan keduanya di akhirat.


Namun nanti setelah menjadi isterimu,
Aku berharap menjadi pendamping yang solehah,
Agar kelak di syurga cukup aku menjadi bidadarimu,
Mendampingi dirimu yang soleh.

Aku ini pencemburu berat.
Tapi kalau Allah dan Rasulullah lebih kau cintai daripada aku, 
aku rela.
Aku harap begitu pula dirimu.

Aku yakin kaulah yang kubutuhkan,
Meski nanti kau bukanlah orang yang kuharapkan.

Calon suamiku yang dirahmati Allah,
Apabila hanya sebuah gubuk menjadi perahu pernikahan kita,
Takkan kunami dengan gubuk derita.
Karena itulah markas dakwah kita,
Dan akan menjadi indah ketika kita hiasi dengan cinta dan kasih.

Ketika kelak telah lahir generasi penerus dakwah islam dari pernikahan kita,
Bantu aku untuk bersama mendidiknya dengan harta yang halal,
dengan ilmu yang bermanfaat,
terutama dengan menanamkan pada diri mereka
ketaatan kepada Allah Taala.


Bunga akan indah pada waktunya.
Yaitu pada ketika bermekaran menghiasi taman.
Maka kini tengah kupersiapkan diri ini sebaik-baiknya,
Bersiap menyambut kehadiranmu dalam kehidupanku.
Kini aku sedang belajar menjadi yang terbaik.
Meski bukan umat yang terbaik,
tapi setidaknya menjadi yang terbaik disisimu kelak.

Calon suamiku,
Inilah sekilas harapan yang kuukirkan dalam rangkaian kata.
Seperti kata orang,
Tidak semua yang dirasakan dapat diungkap dengan kata-kata.
Itulah yang kini kuhadapi.
Kelak saat kita tengah bersama,
Maka disitulah kau akan memahami diriku,
Sama halnya dengan diriku yang akan belajar memahamimu.

Bersabarlah calon suamiku.
Doaku selalu,
Agar Allah memudahkan jalanmu tika menjemputku sebagai bidadarimu.

Semoga Allah selalu menjagamu,
Agar tak tersentuh yang bukan mahrammu,
Meski hanya seujung kuku.
Agar kau bisa mempersembahkan dirimu
seutuhnya untukku.
Seperti halnya aku,
Yang ingin mempersembahkan diriku
Seutuhnya hanya untukmu.

Calon isterimu.^_^

Buat sahabiah, berjuanglah untuk jadi yang terbaik di sisi Allah dan bakal pemimpinmu kelak..

Tiada ulasan:

Catat Ulasan